STRUKTUR DAN ANATOMI ORGANISASI


HALAMAN JUDUL

MAKALAH
PRILAKU ORGANISASI
STRUKTUR DAN ANATOMI ORGANISASI


 SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH PRILAKU ORGANISASI

DOSEN PENGAMPU:
 ROIS ARIFIN, S.E., M.M.





Disusun Oleh:
Luluk Fitria                             21701081067
Dewi Irawati                           21701082167
Moh. Fathur Rozi                    21701081383


PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2019


KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mempelajari struktur dan anatomi organisasi dalam  perilaku organisasi.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.






Malang, 1 November 2019




Penyusun               





DAFTAR ISI





BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Struktur organisasi merupakan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, Apakah itu struktur organisasi? Struktur organisasi ialah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa. Struktur organisasi mendefinisikan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasi secara formal.
1.      Organisasi Menurut Stoner.
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarah manajer mengejar tujuan bersama.
2.      Organisasi Menurut James D.Mooney.
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3.      Organisai Menurut Chester I.Bernard.
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Selain struktur organisasi terdapat juga anatomi organisasi. Ringkasan Buku Administration Behavior Bab V Oleh: Arie Widodo Pada Bab XI Simon mendiskusikan tentang anatomi dan psikologi organisasi. Tema sentral yang didiskusikan adalah bahwa perilaku organisasi adalah jaringan yang rumit dari proses keputusan, yang menunjukkan pengaruhnya pada perilaku pekerja yang melakukan pekerjaan fisik nyata dari suatu organisasi. Anatomi organisasi dapat ditemukan pada pendistribusian dan pengalokasian proses pengambilan keputusan. Psikologi organisasi dapat ditemukan pada proses organisasi mempengaruhi keputusan setiap anggotanya. Maka penulis terdorong dan tertarik untuk membahas mengenai “STRUKTUR ORGANISASI DAN ANATOMI ORGANISASI”.


1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah:
1.      Apa yang dimaksud dengan struktur organisasi dan anatomi organisasi?
2.       Elemen-elemen apa saja yang terdapat dalam struktur organisasi?
3.      Apa fungsi dan kegunaan struktur organisasi?
4.      Apa saja bentuk-bentuk  dalam struktur organisasi?
5.      Apa faktor-faktor penyebab perbedaan struktur organisasi?
6.      Apa saja desain struktur organisasi modern?
7.      Bagaimana Model Desain Struktur Organisasi?
8.      Apa saja macam-macam bentuk bagan dalam struktur organisasi?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
1.      Mengetahui struktur organisasi dan anatomi organisasi.
2.      Mengetahui elemen-elemen struktur organisasi.
3.      Mengetahui fungsi dan kegunaan struktur organisasi.
4.      Mengetahui bentuk-bentuk struktur organisasi.
5.      Mengetahui faktor-faktor penyebab serbedaan struktur organisasi
6.      Mengetahui desain struktur organisasi modern.
7.      Mengetahui model desain struktur organisasi.
8.      Mengetahui macam-macam bentuk bagan dalam struktur organisasi.


 BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Struktur Organisasi Dan Anatomi Organisasi

1.      Struktur Organisasi
Strukutur organisasi dapat di definisikan sebagai suatu sistem atau jaringan kerja terhadap tugas tugas, sistem pelaporan, dan komunikasi yang menghubungkan secara bersama pekerjaan individual dan kelompok. Struktur juga dapat di devinisikan sebagai sebuah kerangka kerja yang menjelaskan bagaimana sumber-sumber daya dan alur-alur komunikasi serta pembuatan keputusan dialokasikan dan di tangani (Cushway dan Lodge: 1993)
Secara umum, suatau struktur dirancang dengan maksud untuk memastika bahwa organisasi dirancang dengan cara yang paling baik untuk mencapai sasaran-sasaran dan tujuan-tujuannya. Dalam pengertian ini, semua organisasi, betapapun kecilnya , mempunyai semacam struktur. Lebih jelas lagi, Sebuah struktur organisasi dibuat untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan sebagai berikut:
1.      Menunjang strategi organisasi. sebuah strategi dirancang untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, struktur harus dirancang sedemikian rupa untuk memastikan pencapaian sasaran dan tujuan organisasi. dengan demikian, strategi akan menjadi salah satu pokok yang menentukan strategi.
2.      Membantu manajemen di dalam mengalokasikan sumber daya dengan cara yang paling efisien dan efektif.
3.      Mengurangi overlapping dalam tugas kelompok dan perorangan Adanya pembagian tugas, memungkinkan spesialisasi antara disiplin dan kegiatan khusus.
4.      Memastikan koordinasi kegiatan organisasi yang efektif dan menggambarkan proses pembuatan keputusan.
5.      Mengembangkan dan menggambarkan garis-garis komunikasi ke atas, ke bawah, dan ke seluruh organisasi.
6.      Memungkinkan Pemantauan dan peninjauan kegiatan-kegiatan organisasi secara efektif.
7.      Pembantu memotivasi mengatur dan memberi kepuasan kerja kepada setiap organisasi.
8.      Mempermudah dalam mendeteksi masalah masalah yang muncul dalam organisasi.
Untuk mencapai sasaran sasaran dalam membuat sebuah struktur maka dalam struktur setidaknya harus dapat menunjukkan hal-hal sebagai berikut.
1.      Struktur harus mengikuti organisasi. organisasi dan berbagai komponen nya harus secara terpisah dan secara bersama-sama menunjang sasaran dan tujuan organisasi.
2.     Berbagai bagian struktur itu harus dibagi ke dalam wilayah wilayah khusus. hal ini berarti wilayah-wilayah kegiatan yang terpisah harus dikelompokkan menjadi satu sehingga ada satu pemusatan pada tujuan tertentu dan sebuah pemusatan pengalaman dan keahlian.
3.  Jumlah tingkatan di dalam struktur harus dihubungkan dengan rantai jenjang, harus sesedikit mungkin semakin banyak jumlah jenjang pada struktur itu, semakin banyak masalah komunikasi dari puncak ke bawah, masalah pembuatan keputusan dan koordinasi.
4.  Rentang kendali, yaitu jumlah bawahan yang langsung di bawahi, yg akan beragam tergantung pada sifat pekerjaan dan organisasi. Rentang kendali sebaiknya tidak terlalu sempit atau sebaliknya tidak terlalu luas.
5.      Harus ada apa yang telah digambarkan sebagai kesatuan perintah. Dengan kata lain harus terdapat penjelasan tentang kepada siapa masing-masing pemegang jabatan harus melapor dan siapa yang mempunyai wewenang mengambil keputusan.
6.     Setiap jabatan dalam struktur harus memiliki peran yang jelas dan memberi nilai tambah pada cara organisasi itu berfungsi.
7. Derajat sentralisasi atau desentralisasi organisasi perlu ditetapkan dengan rujukan sejumlah faktor, termasuk sifat dan jenis organisasi.
8.   Struktur harus dirancang untuk menghadapi berbagai perubahan lingkungan, yang dapat meliputi ekonomi, perundang-undangan, pasal, perkembangan teknologi, geografi dan sebagainya.
2.      Anatomi organisasi
Pada Bab XI Simon mendiskusikan tentang anatomi dan psikologi organisasi. Tema sentral yang didiskusikan adalah bahwa perilaku organisasi adalah jaringan yang rumit dari proses keputusan, yang menunjukkan pengaruhnya pada perilaku pekerja yang melakukan pekerjaan fisik nyata dari suatu organisasi. Anatomi organisasi dapat ditemukan pada pendistribusian dan pengalokasian proses pengambilan keputusan. Psikologi organisasi dapat diptemukan pada proses organisasi mempengaruhi keputusan setiap anggotanya.

2.2 Faktor yang mempengaruhi struktur

Cara organisasi di dalam menyusun strategi nya akan tergantung kepada banyak faktor. Beberapa faktor yang menentukan perancangan suatu struktur organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.  Besar kecilnya organisasi. Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan-satuan kerjanya akan sangat mempengaruhi struktur organisasi. Semakin besar ukuran organisasi, maka struktur organisasi akan semakin kompleks, demikian juga sebaliknya.
2.   Strategi organisasi hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandler pada perusahaan perusahaan industri di Amerika menunjukkan bahwa Terdapat hubungan antara strategi dan struktur ia menyimpulkan bahwa struktur mengikuti strategi.
3.   Teknologi. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan barang barang atau jasa akan membedakan bentuk struktur organisasi. Perusahaan yang menggunakan teknologi modern akan memerlukan struktur yang kompleks di dibanding perusahaan dengan teknologi tradisional.
4.   Manusia dan Karyawan. Tingkat kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh karyawan juga memengaruhi bentuk struktur dan organisasi.
5.   Sejarah organisasi. Apa yang telah dilakukan oleh organisasi pada masa lalu mungkin tidak sesuai lagi diterapkan pada masa kini. Perubahan lingkungan yang begitu cepat mengharuskan organisasi untuk menyesuaikan diri.
6.   Produk dan jasa. Jenis produk dan jasa yang disediakan oleh organisasi akan mempengaruhi struktur organisasi. Sebagai contoh, sebuah perusahaan manufaktur mungkin memiliki pabrik pabrik yang tersebar secara geografi dengan lajur produksi. sedangkan organisasi yang menawarkan jasa, mereka akan memiliki kebutuhan dan prioritas yang berbeda dan juga fungsi yang berbeda pula.
7.     Pelanggan dan pasar. Apabila organisasi menyediakan jasa kepada jajaran pelanggan yang luas di sejumlah besar lokasi, organisasi itu mungkin memerlukan banyak kantor cabang, seperti bank kantor pos dan sebagainya.
8.  Geografi. Penyebaran sebuah organisasi secara geografi, yang mungkin disebabkan perlunya dekat dengan bahan baku atau pelanggan akan mempengaruhi susunan organisasi itu.

2.3 Pembagian Kerja Dan Departementalisasi

Seluruh tugas unit dipecah dalam beberapa pekerjaan yang lebih kecil yang berturutan atau tugas-tugas dibagi-bagi dan dikhususkan diantara orang-orang dalam unit itu disebut division of labor. Masalah yang berhubungan dengan pembagian pekerjaan bertautan dengan sampai seberapa jauhkah pekerjaan itu dispesialisasi sampai Suatu tingkat dan kemampuan untuk membagi pekerjaan diantara banyak pemegang pekerjaan (jobholder) dalam keuntungan utama dari organisasi.
Hakikat spesialisasi kerja adalah bahwab seluruh pekerjaan tidak dilakukan oleh suatu individu melainkan dipecah-pecah menjadi langkah-langkah dengan setiap langkah di selesaikan oleh orang yang berbeda. Setiap karyawan mengkhususkan diri untuk mengerjakan bagian kegiatan, bukannya seluruh kegiatan itu. Dalam kebanyakan organisasi, beberapa tugas pekerjaan menuntut tingkat ketrampilan yang tinggi, sementara pekerjaan yang lain dapat dilakukan oleh pekerja-pekerja yang tidak terampil.
Kebanyakan manajer sekarang menganggap spesialiasisasi kerja sebagai suatu mekanisme pengorganisasia yang penting, tetapi bukan sebagai sumber produktivitas yang terus menerus meningkat. Mereka menyadari penghematan-penghematan yang ditimbulkannya dalam beberapa jenis pekerjaan tertentu serta masalah-masalah yang ditimbulkannya apabila spesialisasi itu dilaksanakan terlampau ekstrim. Misalnya, Mc Donald’s, mereka menggunakan spesialisas kerja yang sangat tinggi untuk membuat makanan siap saji secara efisien. Petugaas medis di kebanyakan organisasi jasa kesehatan sangatlah terspesialisasi.
Keuntungan yang diperoleh dari adanya spesialisasi pekerjaan adalah sebagai berikut:
a. Jika suatu pekerjaan mengandung sedikit tugas, maka kita dapat dengan mudah melatih penggantinya bagi personalia yang diberhentikan, dipindahkan, atau yang mangkir. Kegiatan pelatihan yang sedikit akan membutuhkan biaya pelatihan yang rendah.
b.    Apabila suatau pekerjaan hanya memerlukan tugas yang sedikit jumlahnya, maka karyawan dapat menjadi ahli dalam melaksanakan tugas tersebut. Keahlian yang tinggi akan menghasilkan mutu outpun yang tinggi pula.
Menggabungkan kembali dan mengelompokkan menjadi satu pekerjaan individual disebut sebagai departmentalisasi. Dalam pngertian yang lain, departmentalisasi diartikan sebagai upaya membagi-bagikan pekerjaan secara fugsional yang mempunyai spesifikasi, sifat, dan batasan wewenang tertentu serta sarana dan prasarana yang digunakan dalam kelompok kepemimpinan dalam satu kesatuan kelompok aktivitas untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditentukan sebelumnya.
Departementalisasi memberikan batas kekuasaan dan tanggung jawab pada setiap departemen yang akan dibentuk, sehingga memudahkan karyawan dalam melakukan pekerjaannya sesuai dengan pembagian kerja (division of labor) yang ditetapkan. Keuntungan lain yang diperoleh dengan adanya departementalisasi adalah adanya kemudahan dalam melaksanakan koordinasi. Sebab, setiap fungsi dan pembagian kerja yang dilakukan telah diberikan fungsi dan ruang lingkup pekerjaan yang jelas. Praktik departementalisasi sering didasarkan pada berbagai kebutuhan sebagai berikut:
1.      Departementalisasi atas dasar teritorial atau wilayah
Yaitu departementasi atas dasar penentuan porsi kekuasaan dan operasi Daerah atau wilayah-wilayah. Hal ini dilakukan dengan cara pembentukan kelompok-kelompok atas dasar bidang geografis. Logikanya adalah bahwa semua aktivitas dalam daerah tertentu seharusnya ditugaskan kepada seorang manajer. Manajer tersebut akan bertugas melaksanakan seluruh operasi dalam bidang geografis tertentu.
Keuntungan dari pengelompokan ini adalah akan memberikan dasar pelatihan bagi tenaga manajerial. Organisasi dapat menempatkan para manajer di daerah dan kemudian menilai program dan kemajuan mereka dalam daerah geografis tersebut.
Pengalaman yang berhasil direkrut para manajer di daerah yang secara geografis jauh dari kantor pusat memberi pandangan yang sangat berharga mengenai bagaimana produk atau jasa diterima di lapangan. Dasar pembagian departementalisasi ini digambarkan sebagai berikut.


Direktur

Manajemen Pemasaran

Wilayah A

Wilayah B

Wilayah C
 








2.      Departementalisasi atas dasar produksi
Departementalisasi ini didasarkan atas jenis-jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Pada organisasi bisnis besar yang produknya beraneka ragam, aktivitas dan tenaga kerja nya dikelompokkan atas dasar produk. Bentuk organisasi ini memungkinkan tenaga kerja untuk mengembangkan seluruh keahliannya dalam riset, membuat, dan mendistribusikan suatu Lini produk departementasi atas dasar produk ini digambarkan sebagai berikut.




Direktur

Manajemen Produk

Devisi

Devisi Produk B

Devisi Produk C
 








3.      Departementalisasi atas dasar pelanggan
Departementalisasi ini berdasarkan atas penggolongan atau pembagian kelompok menjadi pelanggan perusahaan atau orang yang memberi barang yang dijual oleh perusahaan. Pembentukan Departemen kasih atas dasar pelanggan ini terutama digunakan dalam pengelompokan kegiatan-kegiatan penjualan atau pelayanan, dan diperlukan bila suatu divisi menjual sebagian besar atau semua produknya kepada suatu kelas langganan tertentu. Departemen atas dasar pelanggan ini dapat digambarkan sebagai berikut,

Direktur

Manajemen Pemasaran

Wakil Manajer Produk Konsumen

Wakil Manajer Produk Industri

Wakil Manajer Produk Militer
 









4.      Departementalisasi atas dasar fungsi organisasi
Departementalisasi fungsional mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan-kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Individu-individu yang melakukan fungsi yang sama dikelompokkan bersama, seperti pada fungsi pemasaran, fungsi produksi, fungsi personalia, dan fungsi keuangan. Departementalisasi fungsional dapat digambarkan sebagai berikut:

Presiden Direktur

Manajer Pemasaran

Manajer Produksi

Manajer Keuangan

Manajer keuangan
 





2.4. Rentang  Kendali Dan Desentralisasi

Koordinasi merupakan suatu proses menghubungkan atau mengintegrasikan bagian-bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efektif. Tanpa adanya kordinasi yang efektif, individu-individu dan departemen-departemen akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan tidak akan tercapai manakala mereka mengejar kepentingan sendiri-sendiri. Tingkat ketergantungan antar bagian dan kebutuhan komunikasi dalam melaksanakan tugas tertentu akan menentukan sejauh mana koordinasi diperlukan.
Apabila suatu pekerjaan tergantung pada pekerjaan lain, maka kebutuhan koordinasi akan semakin tinggi. Menurut James D. Thomson, terdapat tiga macam saling ketergantungan di satuan-satuan organisasi, yaitu:
a.       Pooled interdependence (saling ketergantungan yang menyatu).
Ketergantungan semacam ini tidak membutuhkan interaksi. Dan ketergantungan ini terjadi apabila satuan-satuan organisasi tidak saling tergantung satu sama lainnya dalam melaksanakan kegiatan harian, akan tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiap satuan yang memuaskan untuk suatu hasil akhir. Sebagai contoh, organisasi dengan bentuk konglomerasi mempunyai divisi yang berbeda satu sama lain dan tidak bekaitan.
b.      Sequential interdependence (saling ketergantungan yang berurutan).
Ketergantungan dalam bentuk ini ditandai dengan dipakainya output suatu bagian sebagai input bagian lainnya. Tingkat ketergantungan antar bagian lebih kompleks dibanding pooled interdepedence, tetapi pengaruh masih bergerak satu-arah.
c.       Reciprocal interdepende (saling ketergantungan timbal balik)
Kergantungan semacam ini timbul apabila antar bagian saling mempengaruhi satu sama lainnya, dan terjadi hubungan saling memberi dan menerima antar satuan dalam organiasi.
Untuk mencapai koordinasi yang efektif, tidaklah mudah karena alisasinya pekerjaan akan semakin meningkatkan kebutuhan akan kordinasi. Paul R. Lawrence dan Jay W Lorth mengemukakan bahwa ada empat tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja di antara bermacam-macam individu dan departemen dalm organisasi. Menurut mereka, perbedaan tersebut mempersulit dalam mencapai koordinasi yang efektif. Empat macam perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
a.     Perbedaan orientasi waktu antar bagian. Perbedaa tersebut dapat dilihat dari orientasi waktu yang lebih pendek yang dimiliki oleh bagian produksi dibanding bagian riset dan pengembangan yang memiliki orientasi waktu yang lebih panjang.
b.    Tingkat formalitas. Dibandingkan dengan bagian personalia, bagian produksi memiliki prosedur yang jelas dan formal, dimana kuantitas dan kualitas diawasi secara ketat. Proses evaluasi dan balas jasa juga dilakukan dengan formal.
c.  Tujuan yang berbeda. Masing-masing bagian dalam organisasi memiliki tujuan-tujuan yang berbeda. Tujuan yang berbeda itu disebabkan tingkat kepentingan yang berbeda pula. Sebagai contoh, bagian produksi biasanya menekankan pada efisiensi proses produksi. Sedangkan bagian pemasaran selalu ingin menjual barang yang bervariasi.
d.    Gaya interaksi. Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar prosesnya lancar, sedangkan bagian penelitian dan pengembangan mungkin lebih suka mengembangkan kreativitas karena tidak diburu waktu.
 Rentang Kendali yang Efektif
Rentang kendali (span of Control) merupakan jumlah karyawan yang melapor langsung pada seorang manajer. Apabila rentang kendali sifatnya sempit, maka hanya terdapat sedikit karyawan berada dibawah seorang manajer. Sebaliknya, rentang kendali yang melebar menunjukkan bahwa manajer mengendalikan banyak karyawan. Hal ini berarti bahwa keputusan tentang rentang kendali akan menyangkut Apakah organisasi akan lebih efektif apabila rentang kendali nya lebar atau sempit.
Untuk mengetahui beberapa jumlah potensial, yaitu hubungan yang mungkin terdapat antara seorang manajer dengan bawahan dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:
R=N (2*/2+N-1)
Di mana:
R = menunjukkan jumlah hubungan
N = jumlah bawahan yang ditugaskan pada kelompok komando Manager.

2.5 Bentuk-Bentuk Struktur Organisasi

Hubungan fungsional dan non fungsional yang terdapat dalam suatu organisasi dapat dilihat dari adanya hubungan kerja yang berbentuk dengan hubungan lalu lintas wewenang, hak dan tanggung jawab. Dalam hal ini, hubungan kerja tersebut bisa diamati dari struktur organisasi yang bentuknya sebagai berikut:
a)      Struktur Organisasi Garis
Bentuk struktur organisasi semacam ini biasanya digunakan pada lembaga atau perusahaan yang sederhana dan kecil. Hal ini dibutuhkan untuk mengambil tindakan dan keputusan yang cepat. Garis dalam hal ini diartikan sebagai garis atau jalur ke atas dan ke bawah, bukan ke samping. Ke atas sebagai jalur pelaporan tanggung jawab, dan kebawah adalah sebagai jalur pendelegasian Tugas atau wewenang. Jadi, fungsi yang di bawah adalah fungsi pertanggungjawaban langsung kepada atasan setingkat lebih tinggi.
Ciri-ciri struktur organisasi garis adalah:
·       Digunakan bagi organisasi yang masih sederhana dan kecil
·       Jumlah antar tenaga kerja atau karyawan tidak dapat saling dikenal.
·       Spesialisasi kerja masih belum tinggi.
·       Digunakan bagi lembaga yang masih membutuhkan keputusan yang cepat
b)     Struktur Organisasi Fungsional
Struktur organisasi fungsional adalah suatu bentuk susunan organisasi yang memberikan gambaran bahwa pembagian tugas dan kewenangan disusun menurut fungsi-fungsi pekerjaan tertentu yang dibutuhkan. Pembagian fungsi-fungsi pekerjaan tersebut dijabarkan dan dialokasikan menurut kebutuhan dan ruang lingkup pekerjaan yang ada pada suatu organisasi.
c)      Struktur Organisasi Garis dan Staf
Struktur organisasi ini hampir sama dengan struktur organisasi garis. Hanya di dalamnya terdapat staf ahli, yang berfungsi sebagai penasehat yang memberikan konsultasi mengenai kebijaksanaan dan langkah tertentu atau staf ahli yang berfungsi sebagai pembantu pimpinan perusahaan dalam manajemen.
d)     Struktur Organisasi Fungsional dan Staf
Struktur organisasi fungsional dan staf yaitu struktur organisasi fungsional sebagaimana disebutkan di muka, ditambah adanya staf ahli yang membantu pimpinan dalam perusahaan mengambil kebijakan manajemen perusahaan.
e)      Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi proyek disusun atas dasar pembentukan tim tim khusus biasanya masing-masing adalah para spesialis yang diperlukan untuk menyelesaikan dan mencapai tujuan-tujuan khusus pula. Pucuk pimpinan dalam operasionalnya memiliki wewenang Lini dalam usaha menjelaskan kepemimpinannya untuk menyelesaikan suatu proyek tertentu. Jika proyek telah selesai maka tim-tim tadi dibubarkan.
f)       Struktur Organisasi Matriks
Organisasi matriks adalah organisasi susunannya ditandai dengan adanya dua klasifikasi. Pertama, berlaku pada Lini pertama dan kedua, yang pelimpahan wewenang bersifat fungsional dan divisional. Alur wewenang dan pertanggungjawaban bersifat vertikal. Kedua, berlaku pada Lini staf yang berada di bawah. Sifat dan alur wewenang serta tanggung jawab adalah vertikal dan horizontal. Artinya, para staf memiliki dua atasan, sehingga mereka berada di bawah 2 wewenang.
Terdapat tiga kondisi dimana struktur matriks dapat diterapkan: Pertama, organisasi menangani masalah-masalah rumit yang memerlukan serangkaian masukan dari disiplin disiplin yang berbeda. Kedua, terdapat kebutuhan untuk membagi lebih jauh pekerjaan organisasi dengan lebih dari satu cara, misalnya berdasarkan fungsi dan berdasarkan proyek. Ketiga, terdapat sejumlah informasi penting untuk ditangani, umpamanya pada suatu penyelidikan polisi.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Organisasi merupakan kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai satu tujuan bersama atau tujuan kelompok. Dan dalam suatu organisasi, maka perlu ada struktur organisasi karena mempunyai peran yang sangat penting demi menjaga kelangsungan kehidupan dari Perusahaan dalam menjalankan segala usaha produksi nya.
Struktur organisasi itu sendiri merupakan manifestasi (bentuk nyata) organisasi yang menunjukkan hubungan antara fungsi-fungsi otoritas dan tanggung jawab yang saling berinteraksi dari orang-orang yang diberi tugas dan tanggung jawab atas setiap aktivitas tertentu. Jadi, organisasi dalam arti dinamis lebih cenderung disebut sebagai suatu alat, sedangkan dalam arti statis lebih cenderung disebut organisasi sebagai suatu wadah.



DAFTAR PUSTAKA


Arifin, Amirullah dan Kholikussabir (2017). Budaya dan prilaku organisasi, Malang: Empat Dua.




STUDI KASUS

Analisis Disain Struktur Organisasi PT. Garuda Indonesia (Persero)
Oleh: Alpiadi Prawiraningrat
Pengorganisasian adalah salah satu fungsi manajemen, mengkoordinasiakan hubungan berbagai sistem kewenangan dan pertanggungjawaban tugas-tugas yang ada di dalam sebuah organisasi.  Kewenangan, tugas dan tanggungjawab diatur dalam suatu struktur organisasi, yang merupakan sistem formal dari tugas-tugas dan hubungan pelaporan pertanggungjawaban.  Sistem tersebut menentukan bagaimana para anggota organisasi menggunakan sumber-sumber untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.  Pencapaian organisasi selalu berkaitan dengan desian organisasional.  Hal ini dikarenakan desain organisasional merupakan suatu proses melalui mana para manajer membuat pilihan-pilihan khusus tentang hubungan, tugas dan pekerjaan yang dibangun dalam struktur organisasi.
Struktur organisasi dimiliki oleh setiap organisasi maupun perusahaan.  Salah satunya adalah PT. Garuda Indonesia (persero) yang merupakan maskapai penerbangan pertama dan terbesar di Indonesia dengan visinya menjadi perusahaan penerbangan pilihan utama di Indonesia berdaya saing internasional serta memiliki lima anak perusahaan yaitu  PT Aerowisata yang bergerak di bidang Travel, Hotel, Transportasi & Katering Pesawat; PT GMF Aero Asia yang menyediakan jasa pemeliharaan pesawat terbang; PT ABACUS Distribution System, penyedia jasa reservasi via komputer; PT Gapura Angkasa (Ground Handling) serta PT Lufthansa System Indonesia yang bergerak di bidang IT Provider & Solution. 
Sebagai suatu organisasi mekanik, struktur organisasi PT Garuda Indonesia menunjukan kompleksitas vertikal karena jumlah tingkatan-tingkatan dalam struktur organisasi.  Lebih jauh, struktur organisasi yang dimiliki oleh PT Garuda Indonesia dapat di analisis melalui dua model desain organisasi yaitu desain model tradisional atau desain model kontemporer. 
Berdasarkan desain organisasi tradisional, tipe struktur organisasi PT Garuda Indonesia (persero) tergolong kedalam tipe struktur devisional karena organisai yang dibuat melalui pembagian atau unit bisnis antara unit semi otonom dan divisi-divisi.  Setiap unit dari divisi-divisi memiliki otonomi terbatas dari perusahaan induk.  Struktur devisional ini memiliki tiga tipe struktur, yaitu struktur devisional berdasarkan produk, truktur devisional berdasarkan market dan struktur devisional berdasarkan geografi. 
Begitupun dalam struktur organisasi PT Garuda Indonesia (persero).  Pada struktur organisasi PT Garuda Indonesia (perhatikan no.1), menunjukan bahwa pembagian divisi berdasarkan area atau wilayah seperti area Eastern Indonesia, area Asia, area Europe dan sebagainya merupakan bentuk struktur devisional berdasrkan geografi.  Selanjutnya pada sub-divisi Customer Relation MGT (perhatikan no.2), apabila struktur organisasi tersebut digambarkan lebih rinci akan tampak adanya struktur divisional berdasarkan market karena behubungan dengan para costumer atau pelanggan yang dihadapai, baik dalam skala instansi, skala kecil maupun besar.  Sedangkan untuk sub-divisi operasi seperti  cabin service, flight operation, ground operation dan sejenisnya (perhatikan no.3), menunjukan struktur divisional berdasarkan produk, ini berkaitan dengan produk jasa yang dihasilkan oleh departemen  tersebut.
Kelebihan struktur organisasi devisional yaitu berfokus pada hasil.  Manajer divisi bertanggungjawab terhadap apa yang terjadi pada produksi dan layanan mereka.  Namun, menggandakan biaya kegiatan dan sumber organisasi berdampak pada efisiensi sehingga merupakan salah satu kekurangan dari desain strukur organisasi devisional. 
Di sisi lain, berdasarkan teori desain organisasi kontemporer.  Pemberian spesialisasi dari departemen fungsional untuk bekerja pada satu proyek atau lebih mengindikasikan bahwa struktur organisaisi PT Garuda Indonesia merupakan struktur proyek matriks.  Di mana karyawan yang berada di bawah tanggungjawab departemen tertentu memiliki dua manager yang saling berbagi wewenang.  Sebagai contoh dalam departemen niaga atau perniagaan terdapat dua manager yaitu manajer secara fungsional maupun proyek.  Secara fungsional, General Manajer Area Western Indonesia yang bertanggungjawab pada keputusan promosi, rekomendasi gaji, review tahunan.  Serta, manajer yang berperan menjalankan suatu proyek perusahaan.  Sehingga perlu adanya komunikasi teratur dan koordinasi kerja dalam menyelesaikan konflik berasaman. Strukrur organisasi bertipe matriks yang dijalankan memberikan keuntungan karena desainnya lentur dan fleksibel, sehingga PT Garuda Indonesia dapat merespon dengan baik setiap perubahan lingkungan eksternal organisasi yang berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap lingkungan internal PT Garuda Indonesia dan membuat serta mengambil keputusan secara cepat terhadap perubahan lingkungan yang dihadapi
Di samping itu, struktur yang telah jelas dan sesuai bergantung kepada beberapa hal, di antaranya: strategi organisasi, tekonologi, ukuran dan derajat ketidayakinan lingkungan.     Strategi yang dilakukan PT. Garuda Indonesia berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai..  Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti kerjasama “Corporate Sales” dengan Pertamina, kerjasama “Rewards & Mileage Program”  dengan ABN AMRO Bank N.V cabang Indonesia dan menandatangani perjanjian MoU “Pemajuan Pemasyarakatan ASEAN” dengan Departemen Luar negeri merupakan salah strategi yang dilakukan PT Garuda Indonesia untuk mewujudkan visinya sebagai perusahaan penerbangan pilihan utama di Indonesia berdaya saing internasional.  Tidak hanya itu, pembaharuan berupa penerapan berbagai tekonologi terhadap pesawat yang dimiliki PT Garuda Inodensia serta manajerial merupakan salah satu hal penting dalam upaya mewujudkan tujan organisasi secara efektif dan efisien.
Pencapaian yang telah diperoleh oleh PT Garuda Indonesia melalui berbagai macam penghargaan, seperti Indonesia’s Most Admired Companies (IMAC) 2007, International Public Relations Association Award 2007, Prima Utama, Prima Madya and Prima Pratama for Public Service 2007 dan lain sebagianya, merupakan salah satu ukuran dari kredibilitas perusahaan dalam upaya memuskan pelanggan serta dapat menjadi tolak ukur dalam melihat ketercapaian suatu organisasi sebagai upaya mencapai tujuannya.
Di sisi lain, permasalahan yang dihadapi PT Garuda Indonesia yang klimaksnya terjadi sekitar akhir bulan juli 2011 yaitu pemogokan sejumlah pilot Garuda sebagai bentuk protes atas buntunya perundingan dengan pihak manajemen Garuda yang memandang telah terjadi kekeliruan pengelolaan perusahaan di PT Garuda Indonesia.  Karena bersikap diskriminatif terkait sistem remunerasi antara pilot asing dengan pilot domestik Garuda sehingga dinilai menyebabkan ketimpangan antara pilot asing dan domestik.   Kondisi lingkungan yang tidak pasti dan ketidakyankinan seperti permasalahan di atas sangat berpengaruh terhadap organisasi.  Problematika lingkungan yang tidak pasti dapat menjadi kendala bagi organisasi terutama dalam pencapaian tujuan organisasi secara efektif.  Sehingga untuk mengurangi ketidakyakinan tersebut adalah dengan membentuk struktur organisasi yang lebih fleksibel kebijakan perusahaan yang dibuat harus menguntungkan semua pihak.
Namun, konsistensi dan tanggung jawab serta kerajsama masing-masing individu dengan kewajiban yang telah dimiliki serta keterlibatan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap organisasi merupakan suatu hal yang jauh lebih penting guna mencapai tujuan organisasi scara efektif dan efisien dibandingan dengan tipe atau model organissi semata



Komentar